Minggu, 11 Desember 2011

Total Gaji Pemain yang Besar Dalam Sebuah Tim Tidak Menjamin Jadi Juara NBA


Total gaji pemain yang besar dalam sebuah tim tidak menjamin tim anda untuk menjadi juara di NBA. Jika anda mengikuti seputar NBA, lockout dan komentar David Stern, mari kita telaah tentang komentar Stern yang berpendapat tentang isu soal liga yang tidak kompetitif karena perbedaan tentang gaji pemain dalam sebuah tim.
Stern mengambil contoh total gaji tim Lakers - $110 juta dan Sacramento Kings - $45 million. Fans NBA reguler mungkin melihat dari dua data ini dan mengambil kesimpulan bahwa Kings tidak akan mampu berkompetisi melawan Lakers karena perbedaan gaji mereka yang begitu besar.
Stern mengatakan bahwa kesuksesan sebuah tim berhubungan langsung dengan berapa banyak uang yang dikeluarkan sebuah tim untuk membayar gaji pemain. Bila anda melihat contoh di atas, bagaimana mungkin anda tidak setuju?
Namun coba anda lihat di klasemen NBA musim 2010-2011, perhatikan bahwa Magic mengeluarkan uang $110 juta untuk membayar gaji pemain musim lalu [sama dengan biaya yang dikeluarkan Lakers] dan Bulls hanya membayar setengahnya [$55 juta].
Hasilnya? Bulls memenangkan pertandingan lebih banyak dari tim manapun di regular season dan mencapai final wilayah Timur. Magic? Gaji mereka yang mencapai sembilan digit tersebut menghasilkan prestasi keluar di ronde pertama playoff.
Dengan contoh barusan, anda bisa melihat bahwa uang tidak menentukan kemenangan. Jika uang adalah raja, maka Bulls tidak akan punya kesempatan melawan Magic.
Coba jelaskan bagaimana Utah Jazz dengan total gaji pemain $80 juta menang 16 pertandingan lebih sedikit daripada Oklahoma City Thunder, yang hanya menghabiskan $58 juta. Raptors memiliki total gaji pemain yang lebih besar daripada Miami Heat. Jika uang menjamin prestasi, mengapa Raptors kalah 60 kali musim lalu sementara Heat masuk ke NBA Finals?
Kesimpulannya adalah jumlah uang yang dikeluarkan sebuah tim NBA untuk membayar gaji pemain tidak berkolerasi langsung terhadap prestasi tim.
Lalu bagaimana caranya tim dengan total gaji yang kecil bisa memenangkan pertandingan? Ambillah pemain bagus di draft. Melalui draft, anda bisa menemukan bibit bagus untuk meraih juara di NBA.
Sebut saja nama seperti Dirk Nowitzki yang didraft oleh Mavericks, Tim Duncan yang didraft oleh Spurs, Kobe Bryant yang didraft oleh Lakers, Michael Jordan yang didraft oleh Bulls, Dwyane Wade yang didraft oleh Heat, Hakeem yang didraft oleh Rockets, dan seterusnya.
Walaupun ada pengecualian seperti tim Pistons tahun 2004, namun jika ditelaah setiap musimnya, anda akan menemukan bahwa untuk sebuah tim yang ingin menjadi juara, biasanya dimulai dengan menemukan pemain emas di draft.
Untuk mengetahui mengapa demikian, lihat saja dua finalis wilayah Timur dan Barat musim 2010-2011 lalu, Bulls dan Thunder. Mereka menang bukan karena mereka membayar gaji pemain dengan besar, namun karena mereka mendraft seorang superstar dan tidak membayarnya dengan gaji seperti seorang superstar.
Hal ini bisa terjadi karena ada aturan rookie scale yang membuat gaji pemain rookie tetap kecil selama beberapa tahun pertama. Gaji pencetak angka tertinggi di NBA musim lalu, Kevin Durant, hanya 1/3 dari apa yang dibayar Jazz musim lalu terhadap Andrei Kirilenko. Sama seperti kasus MVP regular season musim lalu, Derrick Rose, yang gajinya hanya 1/3 dari apa yang dibayar Magic kepada Gilbert Arenas.
Membayar Durant dengan gaji $6 juta memang adalah sebuah keuntungan besar, namun keuntungan sebenarnya adalah gaji Durant yang kecil membuat GM Oklahoma City - Sam Presti bisa mengisi salary cap mereka dengan gaji pemain lain yang dibutuhkan Thunder.
Apabila Sam Presti membayar gaji Durant sebesar Arenas, maka ia tidak bisa menggunakan uang tersebut untuk membayar gaji James Harden atau Serge Ibaka atau Russell Westbrook misalnya.
Dengan aturan soft salary cap, penting buat para GM untuk mengatur pengeluaran mereka [dalam hal ini gaji pemain] secara bijaksana. Jika anda pelajari tim NBA yang sukses, anda dapat melihat bahwa tim seperti New Orleans, San Antonio dan Cleveland menemukan pemain bintang mereka dari draft.
Hornets menjadi sebuah tim yang kuat karena mendraft Chris Paul di urutan ke 4 dan menemukan All-Star pada pick no 18 mereka [David West]. Spurs menemukan Tony Parker di akhir ronde pertama dan Manu Ginobili di ronde kedua draft. Memang Cavaliers menemukan LeBron James di urutan pertama, namun mereka juga menemukan Anderson Varejao dari pick no 30 dan Carlos Boozer dari draft putaran kedua
Bagaimana dengan tim-tim terburuk di NBA? Tim seperti Blazers, Timberwolves, Wizards dan Bobcats mengambil pemain-pemain buruk di draft. Padahal mereka mempunyai kesempatan untuk mengambil pemain bagus di draft, dan mereka malah mengambil Greg Oden, Adam Morrison dan Jonny Flynn.
Sekarang kita tahu bahwa mengambil pemain bagus di draft adalah penting, namun kita juga melihat bahwa hal tersebut adalah ramuan penting untuk menjadi juara di NBA. Jika mitos bahwa uang menentukan jumlah kemenangan, maka Knicks sudah menjadi dynasty sekarang. Mereka melupakan draft dan menjual kesempatan mereka untuk mengambil pemain.
Untuk menjadi sebuah tim yang kompetitif di NBA, anda tidak perlu menghabiskan banyak uang, namun anda harus pintar dengan cara anda menghabiskan uang. Dan kepintaran anda harus dimulai dari draft.
Ketika Stern mengatakan bahwa sistem di NBA tidak berjalan dengan baik karena ada perbedaan di total gaji pemain dalam sebuah tim, silahkan saja dengarkan argumen perbandingan gaji Lakers-Kings. Namun jangan lupa bahwa Bulls dan Thunder bisa mencapai sukses cepat dalam sebuah sistem rusak yang dikatakan Stern.
Stern menginginkan adanya hard cap agar bisa mencapai competitive balance [persaingan merata dari seluruh tim dan tidak ada tim yang dominan dari tahun ke tahun]. Namun dengan contoh-contoh dan argumen-argumen di atas anda dapat menyimpulkan bahwa jumlah uang yang dikeluarkan tidak berkolerasi langsung dengan kemenangan.
Yang dapat kita perhatikan adalah bahwa organisasi yang pintar, seperti bisnis lainnya, tidak mencoba untuk mengeluarkan uang banyak sampai mereka benar-benar butuh untuk melakukannya.
Sebagai contoh, gaji pemain tim Boston Celtics dalam dua musim sebelum mereka mendapat Big Three hanya berada di urutan 19-21 [di NBA]. Mereka kalah lebih dari 100 pertandingan dalam dua musim tersebut.
NBA mungkin bisa mengatakan bahwa Celtics tidak berprestasi karena mereka tidak mengeluarkan uang. Namun kita harus berhati-hati dengan efek sebab dan akibat. Mungkin saja yang terjadi adalah Celtics tidak mengeluarkan uang yang banyak karena mereka tidak menang.
Mengapa membayar pemain dengan gaji besar apabila apa yang mereka lakukan tersebut tidak menghasilkan juara? Mungkin lebih baik mereka menekan pengeluaran sampai nanti waktunya tepat untuk mentrade pemain besar atau memperbesar peluang untuk mendapatkan superstar dari draft [lihat: Thunder, Spurs, Bulls].
Tim akan berada dalam masalah apabila mendapatkan free agent dengan kualitas setengah-setengah. Jika anda ingin menambah total gaji pemain hanya karena ingin mengeluarkan uang, maka anda akan menjadi tim seperti Detroit Pistons [Ben Gordon dan Charlie V.] dan Golden State Warriors [David Lee].
Seperti yang sudah kita pelajari dari sebelumnya, jika anda ingin membangun sebuah tim yang kompetitif, ikuti apa yang dilakukan oleh para juara: bangun sebuah tim melalui draft dan bijaksanalah dalam mengatur pengeluaran.
Tentu saja akan sangat membantu apabila sebuah tim mempunyai uang lebih untuk membayar gaji pemain. Namun jika ada perbedaan prestasi dari para tim di NBA, perbedaan tersebut muncul dari manajemen sebuah tim, bukan dari jumlah uang yang dikeluarkan.
sumber: basket.sportku.com

Tidak ada komentar: